MENULIS ITU SEMUDAH MEMBALIKKAN TANGAN
Nama : Nurlaelah, M.Pd.
KBMN ke-28
Resume : Ke-9
Narasumber ; Prof. Dr. Ngainun Naim
Moderator : Lely Suryani, S.Pd.SD
Menulis merupakan
kemampuan dasar manusia setelah membaca. Menulis merupakan suatu cara agar
manusia bisa berkomunikasi dengan orang lain. Dengan menulis manusia bisa
mengungkapkan perasaan, ide, pikiran dan keinginannya. Namun banyak orang
menyangka menulis itu lebih sulit dari pada berbicara. Padahal menulis itu
mudah. Semudah kita membalikkan tangan hanya kadang kita tidak tahu apa yang
akan kita tulis, padahal banyak hal yang bisa ditulis dari kehidupan ini. Bagaimana
caranya ?
1.
Menulislah hal-hal sederhana yang kita
alami. Jadi pengalaman hidup sehari-hari itu sumber tulisan yang subur, kita
akan mudah menuliskannya karena kita menceritakan apa yang kita alami.Tinggal
kita memilih aspek apa yang mau kita ceritakan. Jangan takut salah atau jelek. Takutlah
jika tidak menulis
2.
Jangan menulis sambil dibaca lalu
diedit. Itu menjadi hambatan psikologis dalam menuangkan pikiran. Tulis saja
apa yang ada pada pikiran kita secara bebas. Jika kita merasa jenuh, tulisan
bisa kita lanjutkan dilain waktu. Boleh tidak disunting terlebih dahulu sambil
menunggu suasana hati yang nyaman.
3.
Menulislah secara ngemil. Sedikit demi
sedikit. Suasana hati dan kesiapan kita untuk menulis berbeda setiap topik
yangakan kita tulis. Untuk itu gunakanlah teknik ini; menulis seperti ngemil,
sedikit demi sedikit. Jangan paksakan dii untuk menyelesaikan tulisan sekali
jadi. Biarkan pikiran ini menuangkannya sesuai dengan kehendaknya. Jika pikiran
kita siap hany satu paragraf, it’s oke, lanjutkan
lain waktu.
4.
Menuliaslah setiap hari. Paksakan diri
ini untuk menulis setiap hari walaupun satu kalimat atau satu paragraf. Seorang
penulis sukses semuanya berawal dari satu kalimat kemudian dikembangkannya
menjadi satu paragraf, lalu beberapa paragraf dan akhirnya menjadi sebuah
wacana. Kalau kita menulis setiap hari lama-kelaman bisa menjadi Candu untuk
menulis artinya jika tidak menulis setiap hari terasa ada yang kurang.
5.
Teruslah mencari informasi artinya
teruslah membaca agar pengetahuan dan informasi kita bertambah. Membaca itu
amunisi menulis. Banyak membaca membuat imajinasi kita kaya. Pilihan kosakata
bervariasi. Data biasa mampu diolah secara luar biasa. Kuncinya memang sering
latihan. Tidak ada yang langsung baik. Butuh terus berlatih agar yang awalnya
biasa menjadi luar biasa.
6.
Jika kesulitan dalam menulis, bisa
menggunakan kerangka karangan terlebih dahulu agar kita bisa melihat hal-hal
apa saja yang akan kita tulis sehingga setiap paragraf sudah ada kata kuncinya
biar tidak bias. Itu memudahkan kita dalam mengeksekusi ide saat memilih metode
NYICIL
7.
Tulislah sesuai yang kita mampu. Dengan menulis
hal-hal yang sederhana yang kita alami setiap hari memudahkan pikiran kita
terbiasa menuangkan idenya lewat tulisan. Setiap usaha yang menghasilkan , ada
proses di dalamnya artinya tidak ada yang instan.
8.
Nikmati semua yang kita kerjakan.
Kesibukan itu bukan hambatan menulis. Kuncinya komitmen yang dijalankan dengan
riang gembira. Jika ada orang beralasan sibuk lalu tidak menulis, biasanya ketika
banyak waktu luang pun juga tetap tidak menulis.
9.
Fokuslah dan teruslah berlatih. Nafsu
itu bukan untuk dibunuh tetapi dikelola. Sekarang turunkan target. Jangan yang
berat dulu. Imbangi yang sederhana dan ringan tetapi selesai. Itu namanya
tulisan berbasis otak kanan. Nah, yang berat itu basisnya otak kiri. Mulainya
sebaiknya dari otak kanan. Nanti yang otak kiri akan ikut dengan sendirinya.
10.
Setelah tulisan kita jadi, jangan lupa
publikasikan misalnya di Blog prbadi, Sepanjang tulisan itu karya kita yang
tidak bertentangan dengan SARA, ya tidak masalah. Musuh terbesar penulis itu
diri sendiri. Misalnya takut, malu, kuatir dan sejenisnya jika tulisan kita
diposting. Jika ingin jadi penulis, abaikan hal-hal semacam itu. Dikritik,
biasa. Itu sarana untuk memperbaiki tulisan kita.
11.
Manfaat jeda waktu. Jaga semangat.
Yakinlah bahwa menulis itu memberikan barakah hidup.
12.
Jangan lupa proses sunting di akhir kita
menulis, agar tulisan kita disajikan secar runtut sehingga pembaca dapat
memahaminya secara maksimal.
Komentar
Posting Komentar