KIAT MENULIS CERITA FIKSI





Nama : Nurlaelah, M.Pd.

KBMN ke-28

Resume : Ke-10

Narasumber ; SUDOMO, S.Pt.

Moderator : BAMBANG PURWANTO, S.Kom.Gr.

Ini adalah materi ke-10 sejak saya mengikuti Kelas Belajar Menulis Nusantara. Materi yang disajikan cukup menarik yaitu Kiat Menulis Cerita Fiksi. Tema ini menarik karena saya suka menulis cerpen. Cerpen bagian dari cerita fiksi.

Ada beberapa hal yang disampaikan narasumber yang harus saya dokumentasikan lewat tulisan. Dari pemaparan yang disampaikan narasumber, saya dapat merangkum bahwa ;

  1. 1Dalam membuat cerita fiksi tidak ada pelatihan khusus. Latihan khususnya adalah konsisten untuk terus menulis. Jika kita konsisten untuk terus menulis, bisa mengoptimalkan daya imajinasi.
  2. 2Tumbuhkan niat, menentukan ide dan genre yang disukai dan kuasai
  3. 3Baca karya fiksi orang lain, agar kita bisa mengukur penguasaan bercerita kita.
  4. 4Buat kerangka, dan mulailah menulis kemudian menyelesaikannya. Itulah pentingnya membuat outline/kerangka karangan dengan tujuan agar tulisan tetap berada di jalurnya. Istilahnya sebagai pengingat bagi kita ketika akan melanggar jalur.

Berikut penjelasan terkait outline:

  1. Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
  2. Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
  3. Membuat premis sesuai tema
  4. Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
  5. Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik
  6. Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail
  7. Memilih sudut pandang penceritaan yang unik

Kiat mudah membangun alur atau plot cerita fiksi:

  1. Tentukan dulu jenis alur/plot yang ingin digunakan;
  2. Memahami unsur-unsur alur/plot yang meliputi Pengenalan cerita, Awal konflik, Menuju konflik, Konflik memuncak/klimaks, Penyelesaian/ending.
  3. Boleh menggunakan kombinasi alur.

     Kiat memunculkan Karakter yang kuat dalam cerita fiksi :

  1. Tambahkan bumbu berupa konflik, hambatan/tantangan yang dihadapi tokoh, ending yang menyentuh, dll;
  2. Berikan penjelasan selangkah demi selangkah terkait detail karakter, sifat, watak dengan metode show don't tell. Kemudian gambarkan tokoh melalui gaya bahasa, lingkungan tokoh, perilaku
  3. Jaga netralitas penulis (adalah jangan baper). Tempatkan diri sebagai penulis, bukan tokoh.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis, Menulis, dan Terus Menulis

GORENGAN

PANTUN